hendak kutulis syair untukmu di malam hujan
tanah-tanah basah, daun-daun kehilangan dahaga
dunia seakan marah
sepertinya enggan memberikan kata
hendak kuhadiahkan syair untukmu di malam
berdentang
pintu jiwa tak mendengar bisik
hujan
angin malam mendesah pelan
membiusmu dalam kebisuan
hendak kutinggalkan syair untukmu dalam jejakku
tak terbentuk rupa dalam aliran rasa
aku di sini dan engkau di sana
hanya bercengkerama lewat serpihan rasa
(Sidoarjo, 11 Oktober 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar