Minggu, 19 Februari 2012

Merindukanmu Bromo


Bromo...
pesonamu menyentuh urat-urat syarafku
pasir dinginmu lembut memijit lelah kakiku
masih adakah secuil hati yang kutitipkan di sana
dulu.. saat kau memanggilku dari puncak
ketika aku menyerah di titian tanggamu
dan kau menyambutku dengan sentuhan belerang hangat di hatiku

Bromo...
masihkah engkau lindungi hatiku dari angkuhnya egoku
hati yang kutitipkan pada damai di antara tebing-tebing kokoh dan lautan pasirmu
yang kuharap menguncupkan semangat-semangat baru yang kini banyak luntur di persimpangan harap manusia

Bromo...
kini betapa aku merindukanmu
ingin kuletakkan satu hati lagi di rona pesonamu
biarlah hati itu menemani hatiku di latar ketenanganmu
bersama deru angin selatan di hari menyambut pagi

(Sidoarjo, November 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar