di awal musim ia menemuiku mesra
mengajakku berdendang dengan lagu yang lama lelah
bahkan aku telah lama merindunya
menanti di sekian bilangan senja
ilalang-ilalang sekawanku mulai berpesta
menunduk nyaman seakan dalam pelukan bunda
dan aku sedikit resah
karena ia mulai tak biasa
ia tak seramah dahulu
ia hujamkan panah-panah amarah di punggung bumiku
sepertinya ia telah lama luka
dan ingin kalian merasakannya
tangisnya tak terbendung
bagaimana kalian kan membujuknya
jiwanya di batas cakrawala penuh trauma
di mana kalian manusia yang pandai berbicara
tak hanya kalian, tapi akupun susah
tanah-tanah tinggalku juga tergenang air bah
tapi aku tak membencinya
bahkan aku berharap kalian manusialah yang segera binasa
(Sidoarjo, Desember 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar