surga kita menyebutnya
padahal bentuknya tak tampak pada mata
neraka pulakah itu
jika tawa masih mencuri senyummu
pada arus, tanyakanlah
seberapa banyak ia gulirkan riak tantangan
hingga membeku pada betis dan bahu
pada Kapuas, tanyakanlah,
berapa banyak desa yang disepikan gelap
terlalui sepanjang hulu hingga terus menjauh
padanya tersimpan cerita
tentang kilauan senja, ditingkah bocah-bocah
yang katanya terjaring banyak
sebagai penerang setapak mimpi
nanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar